Jumat, 18 Maret 2011
Bukan Perang Biasa
Bukan Perang Mading namanya kalau tidak habisan-habisan dalam menunjukkan kreativitas membuat mading 2 dan 3 dimensi dalam Perang Mading Honda di School Contest V Radar Kediri ini. Contohnya saja kru Mading dari SMAN 2 Kediri yang nekat merubah total mading mereka hanya dalam waktu 7 hari. Yang terhitung sejak 10 Maret 2011, ketika hasil Perang Mading yang masuk 40 besar diumumkan. Mading mereka yang mengambil tema "Life Cycle", sebelumnya lebih fokus pada pencampuran antara berbagai emosi manusia seperti senang, sedih, kecewa, dll. Tapi untuk final party ini,mereka memfokuskan tema Life Cycle pada hubungan sebab akibat atau hukum kekekalan energi emosi manusia yang lebih kita kenal dengan istilah “karma”. Sehingga mereka merombak total mading mereka yang sebelumnya lebih dominan warna cerah menjadi mading yang lebih dominan dengan warna hitam putih dan abu-abu. Bahkan mereka memasang dupa dan menebarkan aroma menyan di stan mading mereka untuk memperkuat kesan karma dalam mading 3D mereka. Ketika mereka ditanyai apakah mereka optimis menang dalam kompetisi ini, ketua dari DIOSSA, organisasi smada yang mewakili lomba mading, Ridwan Hafidh menjawab,” Kalo optimis ya pasti optimis mbak. Tapi kita nggak ambisius, yang penting kami sudah all-out!.”
Sedangkan SMA 1 Puncu yang sudah hadir sejak Open Gate, mereka mengusung tema UFO.”Kami memilih tema ini sebenarnya alasan simple, kan di Sleman yang katanya baru didatangi UFO itu kan banyak sawahnya, nah Puncu itu juga banyak sawahnya. Cuman, kalau di Sleman UFOnya membuat crop circle, di Puncu UFOnya membuat mading.”, jawab Ketua Tim SMAN 1 Puncu yang diiringi tawa ketika ditanya mengapa mereka memilih tema tersebut. Untuk membuat mading ini,mereka menghabiskan dana Rp 600.000,00 yang mereka dapatkan dari sekolah. Dan tidak sia – sia, uang yang mereka habiskan sesuai dengan mading mereka yang sangat kreatif dan unik. Perubahan yang mereka berikan pada mading mereka pada saat penyisihan dengan saat final party hanya sedikit,mereka hanya memindahkan logo Honda yang sebelumnya ada di belakang menjadi di depan dan menambahkan sedikit pernak – pernik .Dan yang lebih unik lagi,mereka disini tampil dengan menggunakan kostum baju dinas hansip warna hijau dan helm mereka sendiri yang mereka permak menjadi topeng alien, sehingga banyak pengunjung yang terpukau akan keunikan mereka.
Dan SMA Negeri 5 Kediri yang stannya bertempat didepan SMK Negeri 2 Kediri,memilih akulturasi antara budaya modern dan tradisional sebagai tema mading mereka. Mereka menampilkan tema tersebut dengan menyandingkan lingkungan kota dengan lingkungan desa secara langsung tanpa ada sekat diantara keduanya. Ketika ditanyai tentang masalah apa yang mereka hadapi dalam pembuatan mading, Ahmad Andi Eka Saputra selaku ketua dari Tim Mading SMA Negeri 5, ia menjawab, “Masalah dana yang utama, karena tim mading kami harus patungan untuk membuat mading ini karena sebelumnya sekolah pesimis kami bisa masuk menjadi finalis 40 besar , tapi karena guru pembina kami tidak tega, akhirnya beliau membuat proposal untuk meminta dana dari sekolah dan mengganti uang patungan kami.” Sama seperti SMAN 2 Kediri, mereka juga optimis bahwa mading mereka juga bisa menjadi pemenang dalam Perang Mading Honda School Contest V Radar Kediri ini.
Dalam Kontes Perang Mading tahun ini, Radar Kediri didampingi Honda sebagai sponsor utama. Namun untuk keseluruhan acara,banyak sponsor yang ikut andil dalam mensukseskan acara ini, diantaranya adalah Telkom FLEXI, ILP, Suminar Rumah Batik dan Garmen, BankJatim, Temprina, Jawa Pos Group, TX TRAVEL, PRIMAGAMA, JP Books, dan SNOWMAN.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar